Rabu, 21 November 2012

0 Perpaduan antara Islam dan Sains



Dalam memadukan antara islam dan sains ada beberapa pandangan dari intelek tentang  pendekatan perpaduan Islam dan Sains diantaranya adalah :
Sayyed hossein nasr, ziauddin sardar dan maurice bucaile mereka beranggapan bahwa dalam memadukan Islam dan Sains yang di perlukan adalah etika islam untuk mengawal sains dan perlunya landasan epistemologi Islam untuk suatu sistem sains(“sains islam”),
Penafsiran ( sentuhan ) islami yang di kenal tokonya adalah mehdi ghulsani, bruno guiderdoni gagasan mereka adalah tidak perlu membangun “sains islam” tetapi cukup memberikan penafsiran (sentuhan) islami terhadap sains yang ada saat ini.
Perpaduan islam dan sains dengan cara pendekatan Islamisasi Ilmu” tokoh-tokohnya adalah Naquib Al-Attas, Ismail Raji’  Al-Faruqi dan Harun Yahya dengan gagasan mereka adalah hendaknya ada hubungan timbal-balik antara aspek realitas (sains/iptek) dan aspek kewahyuan (islam).
Pendekatan Islamisai penuntut Ilmu oleh Fazlur Rahman dengan gagasannya yakni Yang harus mengaitkan dirinya dengan nilai-nilai islam adalah pencari ilmu bukan ilmunya.
Pendekatan ilmuisasi islam oleh Prof. Dr. Kuntowijoyo (Alm) dengan gagasanya Perumusan teori ilmu pengetahuan yang didasarkan kepada Al-Quran (menjadikan al-Quran sebagai suatu paradigma.
                Di atas adalah beberapa padangan dari berbagai orang yang mau mencurahkan pemikirannya tentang integrasi antara islam dan sains, mari kita melihat contoh kecil yakni perpaduan islam dan sains yang ada di indonesia. Indonesia merupakan negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia. Jumlah yang begitu besar menjadikan sebuah keunggulan sekaligus masalah, ketika umat islam tidak mampu mempraktekkan nilai-nilai keislaman, dan tidak mampu menunjukkan kualitasnya sebagai seorang muslim untuk mewujudkan kemakmuaran yang sesuai dengan tujuan penciptaan agar menjadi khalifah utusan Allah di bumi ini. Kenyataan sekarang yang terjadi adalah umat islam belum banyak berperan dalam menyelesaikan problem umat maupun bangsa.
                Dengan jumlah yang besar  umat islam harusnya dapat memberikan konstribusi yang besar linier sebanding dengan jumlahnya. Akan tetapi, dengan kuantitas yang besar, ternyata belum sebanding dengan kualitasnya. Jadi sebenarnya, ada yang salah dengan sistem pendidikan yang dimiliki dan dipraktekkan oleh umat islam saat ini salah satunya indonesia.
Sejarah telah mencatat, pada awal abad VIII umat islam telah menorehkan tinta emas kemajuan iptek jauh sebelum terjadinya revolusi Industri yang diagung-agungkan bangsa Eropa. Saat itu, ilmuwan-ilmuwan islam dapat meletakkan dasar kemajuan iptek yang tentu saja atas dasar agama.
Ilmuwan yang memperpadukan antara islam dan sains adalah seperti Abu Bakr Muhammad bin Zakariya ar-Razi (Razes [864-930 M]) yang dikenal sebagai ‘dokter Muslim terbesar’, atau pakar kedokteran Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina (Avicenna [981-1037 M]) yang hasil pemikirannya The Canon of Medicine (Al-Qanun fi At Tibb) menjadi rujukan utama ilmu kedokteran di eropa. Al Kawarijmi Jabir Ibnu Hayyan yang meninggal tahun 803 M disebut-sebut sebagai Bapak Kimia. Algoritma yang kita kenal dalam pelajaran matematik itu berasal dari nama seorang ahli matematik Muslim bernama Muhammad bin Musa Al-Khwarizmi (770-840 M).
Ilmuwan islam telah diakui menjadi ”jembatan” yang menghubungkan Pra-revolusi dengan kemajuan eropa melalui revolusi industri yang sempat diklaim merubah dunia.
Dan selain ilmuwan-ilmuwan yang bekerja keras, ditambah pemerintahan yang mendukung dengan rela menyewa penerjemah-penerjemah untuk menenjemahkan warisan-warisan ilmuan kuno Yunani. Sehingga nampak bahwa islam tidak hanya berorientasi pada agama, tetapi juga turut mengembangkan iptek yang sebelumnya dianggap berorientasi pada dunia.
 ­
Sumber :
 - materi kuliah semester 5 islam dan sains

0 komentar:

Posting Komentar

 

Inspirasi Islami Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates